Tanggal 18-19 Juni 2019 adalah hari tembakau seDunia. Kemenkes mengajak BloggerCrony untuk memberikan penjelasan tentang penyakit yang di sebabkan oleh tembakau, terutama sekali bagi perokok aktif dan pasif. Waktu zaman-zamannya aku SMP, banyak sekali teman-teman aku terutama laki-laki banyak yang merokok. Walaupun sudah ada hukuman yang berat, tetap saja mereka melakukannya.
Bapak aku sendiri, perokok dan di diagnosis mempunyai
penyakit Pembengkakan Jantung. Setelah bapak aku menderita penyakit tersebut,
bapak langsung berhenti merokok. Apakah bapak aku sembuh? Tidak, bapak aku
ketergantungan obat dari dokter selama kurang lebih 3 tahun. Itulah jahatnya
rokok, padahal ga ada faedahnya untuk merokok. Banyak alasan mereka ingin
mereka, selain karena di bilang keren. Bahkan, teman aku yang merokok
berbungkus hanya bilang ingin membantu para petani tembakau.
Merokok, mempunyai zat aditif yang membuat para perokok
ketagihan. Entah itu lidah mereka serasa pahit atau apalah, pokoknya membuat
mereka ketagihan. Belum lagi, nanti pada saat usia 40 ke atas. Entah mereka
akan terkena penyakit yang sasarannya adalah jantung, paru-paru, dan otak. Membuat
aku berkidik membuatnya. Biasanya, manusia bisa hidup sampai usia 70an
gara-gara rokok kita ga bisa hidup sampai melihat anak cucu kita.
Peranan Kementrian Kesehatan
Ibu dr. Theresia Sandra Diah Ratih MHA, menjelaskan bahwa
80% manusia meninggal di sebabkan penyakit tidak menular. Selain merokok,
penyakit tidak menular juga di sebabkan oleh makanan. Makanan yang tinggi
lemak, terlalu banyak mengonsumsi garam, dan gula. Ada 9 target global
pengendalian penyakit tidak menular pada tahun 2025. Salah satunya 30% untuk
menurunkan konsumsi rokok.
Strategi pengendalian tembakau itu di sebut dengan MPOWER,
MPOWER adalah :
1.
Monitor konsumsi produknya dan pencegahannya.
2.
Perlindungan paparan asap dari orang lain.
3.
Optimalkan dukungan layanan pemberhenti rokok.
4.
Waspadakan masyarakat akan bahaya mengonsumsi
merokok.
5.
Eliminasi iklan, promosi, dan sponsor produk
rokok.
6.
Raih kenaikan harga rokok melalui peningkatan
cukai dan pajak rokok.
Nah, harga rokok terbilang sangat terjangkau sehingga
masyarakat dengan mudah mengonsumsi rokok. Entah tahun berapa, pernah ada
kebijakan tentang rokok dengan melambungnya harga rokok. Tetapi, masyarakat
sangat keras untuk kenaikan rokok. Dan banyak protes baik buruh, dan pengusaha
pabrik rokok sehingga membuat Pemerintah tidak berdaya dan di turunkan kembali
harganya. Padahal, aku termasuk orang yang sangat untuk kenaikan harga rokok.
Owh ya, Pemerintah juga membuka layanan rokok lho. Untuk kalian
yang ingin berhenti rokok, bisa menghubungi 0-800-1775-6565 dan itupun bebas
pulsa. Kalian bisa berkonsultasi bagaimana cara untuk tidak merokok.
Tips Mengatasi Perilaku Saat Ingin Merokok :
1.
Jika anda ingin merasakan rokok di tangan,
bermainlah dengan tangan seperti : memainkan pensil, pulpen, tusuk gigi, rokok
bekas.
2.
Jika anda rindu dengan rokok, jauhkan diri dari
rokok dan buanglah korek api.
3.
Jika ingin merokok setelah makan, segeralah bangkit
dari tempat duduk dan sikat gigi atau pergilah jalan-jalan.
4.
Jika ingin merokok sambil minum kopi, maka
minumlah jus buah sebagai penggantinya.
Selain dari rokok, Penyakit Tidak Menular juga di sebabkan
oleh makanan. Masyarakat banyak sekali makan tanpa memperhitungkan, apakah yang
di makan itu baik untuk tubuh kita atau tidak. Banyak yang beranggapan, makan
apa saja yang penting membuat mereka kenyang.
Indonesia adalah Negara yang subur, yang bisa menanam apa
saja baik sayur dan buah. Tetapi, ironis memang mereka tidak suka sama makan
sayur dan buah. dr.Rita Ramayulis, DCN, M.Kes, menjelaskan apa saja yang di perlukan oleh tubuh. Sebagai dokter gizi, dr
Rita menyarankan untuk makan sayur dan buah dalam satu porsi setiap sarapan,
makan siang, dan makan malam.
Siapa sih yang mau tubuh kita ideal? Jika ingin ideal,
kalian hanya tidak usah makan berlemak tinggi, makan protein tinggi, tidak
makan gula, kurangi garam, dan olahraga. Lagi ngetrend, diet tanpa karbo, itu
salah besar. Karena karbo sangat di butuhkan tubuh, jika karbo tidak ada maka
akan menimbulkan kolesterol yang tinggi.
Sesudah acara di Hotel Royal Kuningan, peserta juga di ajak
untuk mengunjungi beberapa rumah sakit. Dan aku ke Rumah Sakit Harapan Kita di
Jakarta Barat, Rumah Sakit Harapan kita adalah Rumah Sakit Jantung Nasional.
Rumah Sakit Harapan Kita, dengan layananan yang cepat dan juga peralatan
internasional.
Salah satu Penyakit yang sangat membunuh adalah Serangan
Jantung, entah kenapa masyarakat Indonesia beranggapan bahwa Serangan Jantung
itu angin duduk. Serangan Jantung adalah silent killer, jika tidak di tangani
dengan segera maka akan fatal dan salah satu penyebab kematian.
Tanda-tanda Serangan Jantung adalah :
1.
Nyeri/rasa tidak nyaman di dada, di substernal,
dada kiri atau epigastrium, menjalar ke leher, bahu kiri, dan tangan kiri,
serta punggung.
2.
Seperti tertekan, diremas-remas, terbakar atau
ditusuk.
3.
Dapat disertai keringat dingin, mual, muntah,
lemas, pusing melayang, serta pingsan.
4.
Timbul tiba-tiba dengan intensitas tinggi, berat
ringan bervariasi.
Setelah sudah jelas apa yang dijelaskan dari dr. Ade Meidian Ambari, SpJP, FIHA,
FAsCC. Kami, di ajak untuk melihat perawatan yang di tawarkan oleh pasien pasca
operasi jantung. Setelah operasi, pasien di berikan bimbingan oleh Psikolog,
melakukan olahraga seperti treadmill, dan secara mandiri pasien di berikan
pegetahuan cara untuk mengecek tekanan darah secara mandiri.
Bapak
Sumardi (nama salah satu pasien yang aku tidak tahu nama sebenarnya :p)
menjelaskan, “saya menderita penyakit jantung coroner, tetapi saya sudah tidak
merokok dan juga tidak mempunyai masalah tekanan darah. Mungkin, penyakit saya
di timbulkan berasal dari pekerjaan saya yang tidak secara shift-shiftan juga
pola makanan saya tidak teratur”.
Setelah dua
hari ini, aku sudah di berikan ilmu yang sangat bermanfaat sama Kementrian
Kesehatan. Bagaimana cara mengatur pola makan, dan olahraga. Terutama sekali
dengan masalah rokok, semoga aku tidak punya penyakit mematikan tersebut. Duh,
sangat ngeri harus mondar-mandir ke rumah sakit dan ketergantungan dengan obat.
Pantau
juga media sosial tentang penyakit tidak menular
Twitter: @p2ptmkemenkesRI
Twitter: @p2ptmkemenkesRI
Instagram
: @p2ptmkemenkesri
Comments