Edukasi Gizi Pada Usia Dini




Hallo, teman-teman apa kabar? Semoga kalian dalam keadaan baik-baik saja. Aku akan memberikan informasi tentang dunia parenting dan kesehatan, di baca sampai habis ya..  Pada tanggal 19 Mei 2021, aku mengikuti acara Webinar Literasi Gizi bersama YAICI, HIMPAUDI dan IDAI. Narasumbernya adalah Ari Hidayat, SE, MM, Prof Dr Ir Netti Herawati. MSi, Dr. dr. Nur Aisiyah Widjaja,SpA(K).

Usia dini merupakan masa emas atau golden period yang perlu diperhatikan mengingat pada masa ini anak tengah mengalami pertumbuhan otak yang sangat pesat. Faktor penunjang pertumbuhan anak seperti asupan nutrisi dan pendidikan awal penting untuk diperhatikan. Karena itu, dalam pendidikan anak usia dini, peran guru dan orang tua memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan masa depan anak.

Oleh karena itu, Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) yang menaungi ribuan guru PAUD di seluruh Indonesia merupakan satu organisasi yang potensial untuk ambil bagian dalam peningkatan budaya literasi demi menciptakan masa depan generasi emas 2045 yang gemilang.

Dari 70 Negera, Indonesia urutan ke 62 dalam gizi buruk dan stunting cukup miris ya melihat data tersebut. Alasannya, karena sebagian besar orangtua, dan guru hanya sedikit yang mengetahui tentang gizi anak-anak. Terutama Susu Kental Manis (SKM), yang sebagian orang beranggapan bahwa SKM adalah susu.

Padahal, dari tabel gizinya SKM tidak memenuhi syarat untuk dijadikan susu formula untuk anak-anak. Karena ketidaktahuan orangtua dan kemiskinan adalah faktor utama penyebab anak kurang dan stunting, SKM bisa berdampak pada obesitas dan penyakit diabetes melitus. Selain dari SKM, anak-anak diberikan makanan yang instan mengadung garam dan gula berlebih.

Berikut Peraturan Makan untuk Anak-Anak :

1. Makanan diberikan dalam bentuk variasi terutama yang mengandung sayur dan buah2an sebagai makanan selingan

2. Berikan 3x makanan utama dan 2x makanan selingan (snack)

3. Berikan porsi makanan secukupnya

4. Batasi pemakaian gula, garam dan minyak

5. Berikan total cairan 4-5 gelas (800-1000 ml) dari susu, makanan (sup dll) dan air putih.

6. Hindari minuman seperti teh, kopi dan minuman yang mengandung caffein

7. Usahakan makan bersama sama anggota keluarga untuk lebih mengenel variasi makanan → dapat mencegah pilih2 makanan (picky eating)

8. Ajari anak untuk makan sendiri dan stop penggunaan botol susu

9. Hindari distraksi saat makan, dengan menjauhkan TV,HP, game dan segala bentuk mainan dan lama makan 30 menit maksimal

10. Lakukan olah raga/aktifitas diluar bersama seperti jalan2, lari kecil, jumping sekitar 3 jam sehari dan paparkan lengan dan kaki dengan matahari untuk membantu metabolisme vitamin D

11. Jangan memberikan “snack “ sebagai hadiah

Jadi teman-teman, yang mempunyai anak kecil baik adik, anak, maupun keponakan kita harus memperhatikan asupan gizi mereka. Jangan, memberikan makanan siap saji yang mengandung banyak gula dan garam terutama snack, SKM, minuman manis, dll.

Salam sehat untuk semua, sampai jumpa di tulisan aku selanjutnya ya…

Comments

Ruang Andini said…
Rendahnya literasi gizi akan sangat berpengaruh utk masa depan bangsa. Semua berawal dari kesehatan. Makasih kak informasinya :)
Okti Li said…
Pembatasan memberikan gula garam kepada anak ini cukup sulit ya ternyata. Apalagi junk food yang disukai anak jaman sekarang, rata-rata menyajikan olahan seperti itu.
Semoga para ibu khususnya, dan orang tua secara keseluruhan segera menyadari kekeliruannya selama ini.
Nunik Utami said…
Banyak banget info penting seputar gizi anak, ya. Kita sebagai orangtua harus ngerti hal2 kayak gini biar asupan gizi anak terjaga terus. Soalnya masa tumbuh kembang anak kan nggak akan terulang.
Syaiful BS said…
Literasi emang penting banget sih buat orang tua dan guru. Hal ini agar orang tua dan guru dapat memberikan yang terbaik untuk si kecil yang sedang tumbuh kembang. Semoga semakin banyak orang tua yang aware kalau kental manis bukan susu yaa teh dan nggak boleh diberikan ke balita!