Peringatan Hari Aids di Lapas Narkotika Cipinang



Pada tanggal 01 Desember adalah hari AIDS Sedunia, maka Kemenkes bersama Lapas Narkotika memperingati hari Aids di Lapas Narkotika Klas II A Cipinang dengan slogan “Saya Berani, Saya Sehat Ada Obat ada Jalan” pada tanggal 17 Desember 2018. Lapas Narkotika Kelas IIA mengajak para blogger, untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa di Lapas Cipinang merupakan salah satu Lapas yang sudah berhasil mengobati dan menekan angka kematian akibat AIDs.



Narasumber yang hadir di Lapas adalah  :
1. Lilik Sujandi BcIP, SIP, MSi selaku Direktur Perawatan Kesehatan
2. Asep Sutandar, A.Md Ip, S.Sos, M.Si selaku Ketua Lapas
3. dr. Yusman Akbar H selaku Koordinator Dokter Lapas
4. dr..Wiendra Waworuntu selaku Direktur PML
5. Wesly selaku mantan Pecandu Narkoba dan juga ODHA

Tahun 2018, penghuni di Lapas mengalami peningkatan sebesar 2.453 dari daya tampung 1.084 penghuni. Hal tersebut inilah, membuat fasilitas Lapas kurang memadai. Maka, pelayanan kesehatan yang diberikan terutama ODHA harus di maksimalkan. Setiap binaan yang baru masuk Lapas, binaan tersebut harus mengikuti serangkaian test untuk mengetahui apakah binaan tersebut menderita AIDs atau tidak.
  

Pengobatan ODHA di Lapas Cipinang dengan ARV

Setelah melakukan screening, jika binaan ternyata positif menderita HIV/AIDs, maka ODHA akan di berikan obat ARV (Anti Retro Viral). Terkadang, ODHA juga mengalami beberapa hambatan ketidakpatuhan untuk menjalani serangkaian pengobatan yaitu:

1. Faktor Internal
a.      Persepsi mengenai sakit, merasa sehat dan tidak mau diobati.
b.      Kondisi : merasa sehat, tidak nyaman dengan efek samping.
c.      Beban : merasa sudah bosan, dan sudah merasa berat untuk konsultasi ke Dokter.
d.      Factor lainnya : mulai mengonsumsi narkoba dengan dosis yang lebih tinggi karena mengakses PTRM.

2.      Layanan
a.      Performa layanan : adanya petugas yang membuat ODHA tidak merasa nyaman, diskriminatif, dan mengantri telalu lama.
b.      Stigma : takut bertemu dengan orang yang dikenal.
c.      Hambatan finansial : kendala akses BPJS.
d.      Aksebilitas : jarak layananyang jauh dan jam layanan yang berbentur dengan kegiatan lain/pekerja ODHA.
e.      Pasokan ARV
3.      Lingkungan
a.      Dukungan dari lingkungan terdekat
b.      Dan info yang akurat

Apa itu Aids?

Aids atau Acquired Immunodeficiency Syndrom  adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dll).

Cara penularan AIDS berupa :
1.      Asi (Air Susu Ibu)
2.      Cairan Kelamin
3.      Darah

  AIDS tidak menular dengan cara
1.      Gigitan nyamuk
2.      Berenang bareng
3.      Makan bareng
4.      Keringat/sentuhan
5.      Batuk.bersin
6.      Kudah/air liur

Cegahlah HIV/AIDS dengan cara:
1.      A (Abstinence) adalah tidak melakukan hubungan seks berisiko
2.      B (Be faithful) adalah saling setia, tidak berganti-ganti pasangan.
3.      C (Condom) adalah menggunakan kondom pada hubungan berisiko
4.      D (No Use Drug) adalah tidak menggunakam narkoba dan zat adiktif
5.      E (Education) adalah membekali diri dengan informasi yang benar tentang HIV dan Aids
Status HIV dapat diketahu melaui VCT (Voluntary Conselling and Testing) atau KTS (Konseling dan Tes HIV Sukarela di Rumah Sakit dan Puskesmas tertentu).

VCT adalah serangkaian proses yang dilakuka untuk mengecek status HIV dalam tubuh yang terdiri dari konseling mengecek status HIV dalam tubuh yang terdiri dari konseling sebelum tes darah dan konseling sesudah tes darah.

Apa itu ODHA?

ODHA adalah singkatan dari Orang dengan Hiv/AIDs. Dengan kata lain, ODHA adalah orang yang menderita penyakit HIV/AIDs. 

Kerja sama dengan lima sector pada saat puncak Hari AIDS Sedunia mencegah untuk mempercepat pencapaian pembangunan berkelanjutan untuk mengakhiri epidermi HIV/AIDs di tahun 2030. Di harapkan agar mencapai 3 Zero antara lain :
1.      Zero (tidak ada lagi) infeksi baru HIV
2.      Zero (tidak ada lagi) kematian akibat AIDs
3.      Zero (tidak ada lagi) Stigma dan Diskriminatif

Comments