Hallo teman-teman, di blog ini saya ingin menulis tentang kesehatan. 17 Mei 2019, bertepatan dengan hari Hipertensi Dunia. Hipertensi atau lebih tepatnya tekanan darah tinggi, ternyata adalah pembunuh dalam diam atau bahasa Inggrisnya adalah Silence killer. Kenapa di sebut Silence Killer? Saya akan menguraikan tentang Hipertensi lebih dalam.
Apa itu Hipertensi?
Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi adalalah suati keadaan
tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dab atau tekanan darah diastolic ≥ 90 mmHg. Menurut
catatan Badan Dunia/ World Health Organization (WHO) tahun 2011, satu milyar
orang di dunia menderita hipertensi, dua pertiga di antaranya berada di Negara berkembang
yang berpenghasilan rendah sedang. Prevalensi akan terus meningkat tajam
diprediksikan pada tahun 2025 nanti sekitar 29% orang di seluruh dunia
menderita hipertensi. Hipertensi
Hipertensi telah
mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang setiap tahun, 1.5 juta kematian terjadi
di Asia Tenggara, yang sepertiga populasinya menderita menderita hipertensi.
The Silent Killer
Hipertensi sering disebut sebagai “The Silent Killer” karena
sering tanpa keluhan, sehingga penderita tidak tahu kalau dirinya mengidap
hipertensi tetapi kemudian mendapatkan dirinya sudah mengidap penyakit penyulit
atau komplikasi dari hipertensi. Hasil Riskesdas 2013 dan studi Puskesmas
diketahui bahwa hanya sepertiga penderita hipertensi (36.8%) yang terdiagnosis
oleh tenaga kesehatan dan hanya 0.7% yang minum obat.
Faktor Risiko Hipertensi
Bisa di bedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
1.
Faktor risiko yang tidak dapat diubah
Factor risiko yang melekat pada penderita
hipertensi dan tidak dapat diubah, antara lain : umur, jenis kelamin, dan genetic.
2.
Faktor risiko yang dapat diubah
Factor risiko yang diakibatkan tidak sehat
dari penderita hipertensi antara lain merokok, diet rendah serat, konsumsi
garam berlebih, kurang aktifitas fisik, berat badan berlebih/kegemukan,
konsumsi alcohol, dyslipidemia dan stress.
Penyebab Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dibagi menjadi 2
kelompok yaitu :
1.
Hipertensi essensial atau primer yang tidak
diketahui penyebabnya (90%)
2.
Hipertensi sekunder yang penyebabnya dapat
ditentuka (10%), antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan tiroid
(hipertiroid), penyakit adrenal (hiperaldostreronisme) dan lain-lain.
Untuk menegakkan diagnosis hipertensi dilakukan pengukuran
darah minimal 2 kali dengan jarak 1 minggu. Menurut JNC – VII (2003) hipertensi
diklasifikasikan sesuai tertera pada tabel :
Kategori
|
TDS (mmHg)
|
TDD (mmHg)
|
Normal
|
< 120
|
< 80
|
Pra-hipertensi
|
120 - 139
|
80 - 89
|
Hipertensi tingkat 1
|
140 – 159
|
90 - 99
|
Hipertensi tingkat 2
|
≥ 160
|
≥ 100
|
Hipertensi Sistolik Terisolasi
|
≥ 140
|
< 90
|
Pengendalian Hipertensi
Pola Hidup Sehat yang dianjurkan untuk mencegah dan
mengontrol hipertensi adalah :
1.
Gizi dan pembatasan gula, garam, dan lemak (Dietary
Approaches To Stop Hypertension)
2.
Mempertahankan berat badan dan lingkar pinggang
ideal
3.
Gaya hidup aktif/olahraga teratur
4.
Stop merokok dan
5.
Membatasi konsumsi alcohol (bagi yang minum)
Rekomendasi tidak lanjut :
Tekanan darah awal (mmHg)
|
Rekomendasi tindak lanjut
|
Normal
|
Pemeriksaan ulang 2 tahun kemudian.
|
Prehipertensi
|
Pemeriksaan ulang 1 tahun kemudian, modifikasi gaya hidup.
|
Derajat 1 Hipertensi
|
Pastikan dalam tempo 2 bulan, modifikasi pola hidup, evaluasi atau
rujuk dalam tempo 1 bulan.
|
Derajat 2 Hipertensi
|
Bila tekanan > 180/110 mmHg, evaluasi dan terapi segera atau rujuk
dalam tempo 1 minggu tergantung situasi dan komplikasi.
|
Prognosis Hipertensi
Prognosis penderita hipertensi bukan hanya ditentukan oleh
derajat hipertensi, tetapi juga tidaknya factor risiko kardiovaskular lainnya,
kerusakan organ target, atau penyakit penyerta, sebagai berikut :
1.
Faktor risiko kardovaskular, yaitu :
-
Tingginya tekanan darah sistolik dan diastolic,
-
Umur (laki-laki usia > 55 tahun) dan
(perempuan > 65 tahun),
-
Perokok,
-
Obesitas,
-
Displipdemia dengan nilai kolesterol LDL
>3.36 mmp/L (>130 mg/dl) dan/atau kolesterol HDL <1.0 MMO/L (<40
mg.dL),
-
Diabetes mellitus,
-
Riwayat keluarga penyakit kardovakular premature
dan
-
C-reactive protein (CRP) > 1
2.
Kerusakan organ target, seperti
-
Hipertrofi ventrikel kiri (EKG, echocardiografi,
atau foto toraks dada),
-
Proteinuria atau peningkatan kadar kreatinin
plasma : laki-laki >115 – 133 µmol/L (1.34-1.6 mg/dL), perempuan >107 –
124 µmol/L (1.45 mg/dL),
-
Pemeriksaan ultrasonografi atau radiologi
terbukti adanya plak aterosklerosis (di aorta, arteri karotis, arteri iliaka,
atau arteri karotis, arteri ilika, atau arteri femoral), dan
-
Penyempitan arteri retina lokal atau merata/luas
3.
Penyakit Penyerta yaitu :
-
Penyakit serebrovaskular : stroke iskemik,
pendarahan serebral, atau TIA,
-
Penyakit jantung : infark miokard, agina,
revaskularisasi koroner, atau gagal jantung kongestif,
-
Penyakit ginjal : nefropatik diabetika atauu
gagal ginjal – keratinin : >133 µmol/L (1.6 mg/dL), perempuan >124 µmol/L
(1.45 mg/L),
-
Penyakit pembuluh darah perefil : diseksi
aneurisma atau penyakit arteri yang simptomatis, Retinopatis akibat hipertensi
lanjut : pendarahan, eksudat atau papilledema.
Selain factor-faktor tersebut diatas, obat-obatan yang
diberikan, kondisi pribadi pasien, dan situasi social ekonomi pasien juga ikut
berpengaruh.
Nah, bagaimana teman-teman atau penjabaran tentang
hipertensi?
Sudah jelaskan, teman-teman yuk kita periksa darah kita ke
Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit, dan pelayanan kesehatan lainnya. Yuk, #KendalikanTekananDarahmu
^^
Comments