Hallo teman-teman, hari ini aku akan membahas tentang media social. Ingin tahu seperti apa, baca artikelnya sampai habis ya…
Akhir-akhir ini, banyak kasus di media social khususnya untuk
para perempuan. Memang, media social adalah ajang silahturahmi bagi setiap
orang. Teman lama bertemu kembali, tetapi jika tidak digunakan secara akan
menjadi boomerang.
Banyak kasus perselingkuhan akibat media social, penipuan
(cyber crime), ibu menelantarkan anaknya, dsb. Maka, Kemenag (Kementrian Agama)
mengajak blogger untuk meyebarkan informasi bagaimana menggunakan media social khususnya
perempuan. Perempuan yang kelak menjadi seorang ibu, harus bisa mendidik
anak-anaknya agar bisa si anak tidak terjerumus hal-hal yang negative dalam
bermedia social.
Seminar di buka oleh Bapak Prof. Dr. H. Muhamhammadiyah amin
selaku Direktur Jendral Bimbingan Masyarat Islam. “Di Indonesia saat ini,
pengutan peran perempuan bisa dilihat dengan meningkatnya keterlibatan
perempuan dalam komunitas social media, bahwa perempuan bisa menjadi poros
pembangunan dan perkembangan social”.
Dilanjutkan oleh Ibu Trisna Willy Lukman Hakim S, selaku
penasehat Dharma Wanita Kementrian Agama. Dalam kata sambutannya, “media social
itu ibarat pisau yang akan terlihat fungsinya bermanfaat atau tidak tergantung
siapa yang memegangnya”.
Ada tips dari Ibu Trisna dalam bermedia social yaitu :
1.
Saring sebelum sharing
2.
Pilah pilih teman
3.
Jaga kenyamanan keluarga dengan menjaga privasi
di media social.
Sesi selanjutnya, upaya pemerintah merestriksi akses
internet bagi anak yang disampaikan oleh Prof.DR.DRS.h.Henry Subiakto SH, MA
staf Ahli Mentri Keminfo Bidang Hukum. “Data pada tahun 2017, ada sekitar 8500
situs porno di blokir, sejak 2018 setiap bulan keminfo bisa memblokir lebih
dari 8000. Selain itu, games online juga menjadi salah satu situ yang banyak
diblokir. Jadi, intinya orangtua harus mengawasi anak-anak” Papar Bapak Henry.
Di era digital ini, informasi dapat di akses dengan mudah
oleh internet. Apalagi bisa digunakan melalui gadget, kita sebagai orangtua
harus mengawasi dan sebisa mungkin kita harus membatasi penggunaan gadget pada
anak.
Bapak Erik Mubarok, Praktisi Media Sosial menmbahkan bahwa
media social bisa menjadi candu bagi anak maupun orang dewasa. Para orangtua
harus memonitor penggunaan media social dimana mereka belum paham berbagai
resiko yang harus di hadapi terhadap media social dan situs jejaring social.
Dalam sesi terakhir, Ibu Rahmmi Dahnan (Psikolog), yang
membahas peran ibu dalam menghadapi pengaruh media social dalam pendidikan
anak. pada dasarnya, untuk membina sebuah keluarga diperllukan kesiapan dari
berbagai aspek tidak hanya dari segi finasial. Di era digital ini, harus ada
pengendalian dalam media social.
Kecenderungan media social bagi anak adalah anak kehilangan
koneksi dengan keluarga, lingkungan secara nyata. Bahkan dari segi negative,
anak bisa terpengaruholeh konten pornografi bahkan cyberbullying.
Beberapa tips yang di sampaikan untuk mengawasi anak dalam
bermedia social :
1.
Tentukan aturan
2.
Melibatkan diri seperti mendampingi dalam
memilih konten atau aplikasi
3.
Ajak bicara secara rutin
4.
Edukasi privasi dengan setidaknya jelaskan bahwa
ada kata sandi untuk melindunginya terhada[ hal-hal pencurian identitas.
Nah, sudah jelaskan bagaimana peran perempuan agar bisa
melindungi keluarganya. Sekian dulu tulisan aku, nantikan tulisan aku yang lain
ya..
Comments